Skip to main content

Tentang Film: Stip dan Pensil (Ada Koh Ernestnya:3)

Sebuah drama komedi Indonesia dalam waktu 97 menit yang mengangkat tema tentang pendidikan dengan pembawaan yang baik. Menurut gua sih gitu. Entah kenapa dari awal liat cuplikannya di TV maupun di Youtube gua yakin ini film bagus. Selain karena ada koko Ernest haha:v

Tapi maaf banget gua gak sempat nonton karena suatu hal. Duit juga salah satunya:v. Dan barusan gua nonton bajakannya. Aduh jahatnya aku ini:'v

Banyak hal yang gua sadarin setelah gua nonton ini. Pertama, gua gak memanfaatkan pendidikan gua dengan baik. Dari dulu gua takut keluar dari zona nyaman, gua takut untuk ikut OSIS padahal gua mau dan gua suka berorganisasi. Gua takut melakukan terobosan baru seperti yang dilakukan Toni dan teman-temannya. Gua cuma mau melakukan hal yang gua bisa, and stuck. Gua cuma berputar di lingkaran yang sama.

Saat dengan percaya dirinya Toni menanggapi pertanyaan Erwin tentang essai yang dia buat, dia sama sekali gak mikir dua kali. Tapi dia hanya melakukan apa yang bisa dia lakukan. Mungkin pembawaannya sombong, tapi dia tulus. 

Gua rasa harusnya dari dulu itu yang gua lakuin, harusnya gua bisa hanya tinggal menjalani yang ada dan bisa gua jalani saat itu. Tapi gua terlalu takut. Disaat teman-temannya tidak berada di pihaknya, Toni tidak mundur, ia tetap maju dengan caranya. Ia juga tidak baper karena sikap teman-temannya. Ia malah mendorong mereka untuk ikut bersamanya. 

Gua suka cara Toni menyelesaikan masalahnya. Memang terkadang kita hanya harus melakukan yang kita bisa. Pertama-tama kita tunjukkan maksudnya dengan cara apapun, seperti saat Toni memaksa anak-anak itu masuk kelas dengan membayarnya. Gua rasa itu salah satu cara atau langkah awal. Dan selanjutnya ia biarkan anak-anak itu merasakan dampaknya dan membiarkan mereka memilih. 

Terkadang memang kita harus menunjukkan maksud kita dengan tindakan nyata. Walaupun di mata sebagian orang kita salah, yang penting kita punya tujuan. Mereka yang tidak terjun langsung ke lapangan tidak akan tahu bagaimana kenyataannya bukan.

Yang kedua gua menyesal karena gua sempat berfikir gua hidup untuk diri gua dan keluarga gua. Ya tidak sepenuhnya salah, gua hidup untuk diri gua, keluarga, dan ada tambahannya, yaitu untuk orang lain. Gua harusnya bisa berguna bagi yang lain. Tapi gua malah memikirkan diri gua sendiri. Sumpah itu ternyata memalukan sekali. 

Banyak hal yang harusnya bisa gua lakuin. Banyak hal yang bisa gua dan kalian lakuin untuk orang lain di luar sana yang membutuhkan apa yang kita miliki. Dan gua menyesal pernah berfikir seperti itu, gua ngerasa bodoh dan jahat banget waktu nonton film ini.

Teman-teman Toni juga tulus. Toni beruntung dikelilingi Aghi, Bubu dan Saras. Dan tentang bagaimana mereka kalian bisa tonton filmnya langsung. 

Gua minta maaf karena gua gak bisa tonton ini di bioskop. Dan makasih udah bikin film sekeren ini. 

Dan untuk kalian yang masih sekolah, jangan sia-siain sekolah kalian. Karena di luar sana, masih banyak anak yang tidak merasakan bahkan tidak tahu sepenting apa sekolah untuk kehidupan ini.

Comments

Popular posts from this blog

Belajar Gambar #2 (Realis)

Kali ini saya lagi belajar gambar realis.. Gaya aja ya saya tuh, baru bisa ngarsir udah mau coba-coba realis.. ehehe Mereka berdua ini sahabat-sahabar saya yang punya hobi sama kayak saya, yaitu menggambar, desain, dan yang berbau seni. Kalo ga ada mereka, mungkin saya ga akan mulai menggambar lagi  setelah vakum belajar gambar dari kelas 6sd. Gimana menurut kalian? ini gambar kayak manusia bukan? maklum ini gambar pertama dan kedua belajar realis. Mau liat sama foto aslinya? nih dibawah Ini adalah gambar pertama saya belajar gambar realis. Modelnya sahabat saya namanya Chintia Mega Kusuma. Kalo saya manggilnya Ci .. soalnya kalo manggil Chin nanti dikira banci :3 ehehe... Nah yang diatas ini adalah gambar kedua yang saya buat. Bisa liat kan perbedaannya. Dia juga sahabat saya yang gemar fotografi, namanya Fina Listiana. Kalo ga ada dia mungkin saya ga akan bisa belajar gambar kayak sekarang. Kedua gambar tadi adalah awal dari mimpi saya. Anda bisa kuliah di ju...

Anak Kecil

Seseorang pernah berkata, " ketika anak kecil melakukan kesalahan, itu bukan sifat aslinya ". Anak-anak belajar dari lingkungan sekitar, hal-hal yang ia lihat dan apa yang diajarkan kepadanya. Jadi ketika kita melihat seorang anak berperilaku buruk, yakinlah bahwa perilaku ataupun sifat itu mungkin bukan sifat aslinya. Ia masih dapat diajarkan dan dituntun ke jalan yang benar. Terimakasih Umi dan Abah telah mengajarkan hal ini pada kami dan percaya pada anak kecil yang nakal itu .

Who Are You?

Let's see, can you answer my question? WHO ARE YOU? Yes, who are you, me and the other people in the word?  Ada satu kenyataan mutlak yang sering kali kita lewatkan di dunia ini, yaitu untuk tahu siapa diri kita sebenarnya . Kita lupa akan hal itu karena kita selalu melihat keluar jendela. Diluar sana terlihat lebih terang dan menyenangkan. Tapi lebih dari itu, hal menyenangkan terkadang butuh untuk diciptakan, disadari dan juga dijaga.  Kita berharga, lebih dari yang kita tahu. Kita pemenang sejati yang berhasil mengalahkan jutaan sel sperma lainnya. Kita yang berhasil terlahir kedunia ialah pemenang. Jangan pernah takut berbeda, jangan pernah takut menjadi diri sendiri, seberapa freaknya orang memandang kita.