Skip to main content

Pelajaran Hidup dari Drakor The King: Eternal Monarch

 Kayaknya baru satu setengah jam yang lalu gue ngelarin drakor The King: Eternal Monarch. Ah, pasti pada tau sih ini kalau memang yang rajin mantengin drakor. Atau seenggaknya pernah denger lah.

Ini drakor dimana Go-Eun sama Lee Min-Ho bersatu haha.

Mungkin akan agak menyebalkan judul yang gue berikan ini. Kalau di film ada yang namanya behind the schene, kalau ini gue sebutnya behind my mind. Jadi ini pelajaran hidup yang gue dapet dari drakor hits satu ini. Singkat cerita gue lagi ditemani sama bukunya Dr. Ibrahim Elfiky, Terapi Berfikir Positif. Sampe adek gue nanya, "teteh lagi terapi?" Iya kali ya, gue lagi terapi mendalami diri sendiri eaakkkk...

Mungkin karena itu juga fikiran-fikiran ini muncul ketika nonton The King. Jadi gini...

Hidup untuk hari ini

Siapa sih yang gak gereget liat kisah Tae-Eul sama Lee-Gon yang kepisah dua dunia, bingung gak tuh ngitung jaraknya. LDR lewat haha. Dan sebagaimana yang kita ketahui di ending*yang gatau nonton dulu* lumayan menggantung. Kita gatau apakah mereka menikah, apakah Tae-Eul jadi Ratu. Cuma kita tahu pasti mereka memilih menikmati hidup untuk hari ini, seperti tidak ada hari esok.

Tae-eul masih melakukan kewajibannya sebagai Polisi dan Lee-Gon memimpin kerajaannya. Di weekend mereka bakal ketemu dan travelling ke dunia yang berbeda-beda. Emang gaje sih bikin gereget. Tapi kayaknya kita harus mulai move-on dari cerita happily ever after. Karena sesungguhnya hidup ga sesederhana itu. Seperti yang disuguhin di drama ini dari awal sampai akhir, permasalahannya memang karena terbelahnya manpasikjeok yang menyebabkan gerbang apa lah itu namanya haha, ga sempurna kebuka. Jadi seperti hanya ada dua dunia, padahal diakhir seperti yang kita tahu, banyak ternyata gerbang dunia apalagi bisa menjelajah waktu. Ini fiksi ilmiah loh ya.

Orang yang hidup untuk hari esok akan mati oleh orang yang hidup untuk hari ini. -Jo Eun Sup

Hidup itu pilihan

Tidak semua orang bisa berani, sehingga aku memutuskan untuk berani. -Jung Tae Eul

Kalimat diatas keluar ketika Tae-Eul ditanya sama Lee-Gon kenapa dia mau jadi polisi. Keren sih jawabannya. Tapi yang penting dari itu, dia memutuskan sesuatu dalam hidupnya. Yap, hidup itu pilihan. Dari suatu pilihan akan diikuti oleh tanggung jawab yang harus dilakukan dan hak yang akan didapat. Itu pemahaman dari otak gue.

Sebenernya di drakor ini banyak banget pilihan-pilihan yang disajikan, kayak waktu ibu kembarannya Shin-Jae yang memilih untuk menyerahkan anaknya dibawa sama Lee-Lim ke dunia paralelnya si Tae-Eul dan jadilah Shin-Jae. Terus pilihan tokoh-tokoh lain yang memilih menjadi pengikut Lee-Lim. Dan Sin-Jae yang tidak menerima tawaran Lee-Lim dan malah berdiri bersama Lee-Gon untuk menghentikan Lee-Lim. So, hidup itu pilihan, apapun yang kalian pilih itulah takdir kalian. Drama ini ngajarin hal itu yang gue tangkep mah hehe.

Jangan mengharapkan apapun dan jangan meminta maaf. Aku hanya mau melihatmu sesekali karena aku ingin terbangun dari mimpi burukku. -Kang Shin Jae

Kamu yang menentukan hidupmu mau ke arah mana, jadi preman atau jadi polisi itu pilihan pribadi masing-masing. Ya, cuma contoh itu sih dari drama ini hehe. Intinya mau ke arah yang positif atau negatif itu pilihan hidup masing-masing orang.

Aku seorang wanita yang memukul duluan walau hanya ditatap. -Koo Seo Ryeong

Gue sebenernya suka sama tokoh ini. Perdana menteri perempuan yang badas banget. Kelihatan elegannya lagi. Belum lagi momok pemimpin perempuan yang sering dianggap remeh dan di tentang sama rekan-rekannya. Tapi dia tetap percaya diri dan bisa mengatasinya dengan elegan. Masalahnya pilihan hidup dia rada-rada menakutkan ya. Balik lagi kan tuh ke pilihan hidup. Belum lagi lu tau kan ya di akhir ketika Lee-Gon berhasil menghentikan Lee-Lim, Seo-Ryeong ga jadi perdana menteri, malah jadi tahanan korupsi.

Banyak sih contoh pilihan dalam film ini yang bisa kita ambil pelajarannya. Jadi mending tonton dan amati sendiri hehe.

Menerima Takdir

Tak ada kebetulan dalam takdir, suatu saat takdir pasti akan datang. -Jung Tae Eul

Hal yang sudah digariskan untuk kita, pasti akan hadir dalam hidup kita. Tapi pilihan hidup yang dapat menentukan arah hidup kita ke arah yang positif atau negatif. Sebenernya bisa jadi paradox kalo pikiran kita lebih luas. Jadi mari berfikir sesuai apa yang dihadirkan oleh drama ini saja, hehe.

Takdirnya mungkin memang Raja--alias ayahnya Lee-Gon, harus di bunuh sama Lee-Lim, tapi pilihan Lee-Gon dewasa yang menentukan arah cerita ini. Sebagaimana yang kita tahu, Lee-Gon dewasa kembali ke masalalu untuk menyelamatkan dirinya dengan menembak ke langit-langit agar Lee-Lim yang sedang berusaha membunuh Lee-Gon kecil jadi teralihkan dan Lee-Gon kecil selamat. Tapi karena hal itu, ia tidak sempat menghentikan Lee-Lim. Jadi dipercobaan berikutnya, ia memilih langsung menembak semua pasukan Lee-Lim dan berniat langsung menyerang Lee-Lim dan membunuhnya, demi menghentikan Lee-Lim dan bisa jadi mengorbankan Lee-Gon kecil.

Tapi pilihan Jo Young menyelamatkan Lee-Gon kecil. Jo Young berdiri teguh pada pilihan hidupnya yaitu melindungi Lee-Gon dan pergi ke medan perang manapun yang Lee-Gon datangi. Ia tidak membiarkan Rajanya bertarung sendirian.

Endingnya pun agak-agak bikin gemes gitu, kayak yang gue sampein di awal. Tapi inilah contoh dari menerima doi apa adanya. Mereka tetap melakukan tanggungjawab masing-masing dan berusaha menghabiskan waktu dan menjalani hari ini. Balik lagi dari poin-poin awal yang gue dapat dari drama ini. Dimulai dari pertama, kedua dan poin ketiga. Itulah pelajaran hidup yang gue dapat.

Drakor dengan fiksi ilmiah ini memang terkadang membingungkan, kenapa coba si Lee-Gon gak pergi sebelum penyerangan ke ayahnya terjadi. Nah kan bisa jadi paradox dah ini. Udah gue gamau menuangkan isi kepala lebih lanjut, dari pada bikin pusing, haha. Kata sutradara dan penulis skenarionya memang harus seperti itu. Daripada kita membuang waktu memikirkan hal ini, lebih baik ambil pelajarannya saja yang sekiranya berguna bagi kehidupan kita sendiri. Jangan lupa untuk egois di jalan yang benar gengs.

Iya udah cuma segitu gausah banyak-banyak entar pusing duluan. Yang penting jangan lupa diterapin di kehidupan sehari-hari kalau memang dirasa berguna bagi hidup kalian. Stay life and stay sane manteman.

Comments

Popular posts from this blog

Belajar Gambar #2 (Realis)

Kali ini saya lagi belajar gambar realis.. Gaya aja ya saya tuh, baru bisa ngarsir udah mau coba-coba realis.. ehehe Mereka berdua ini sahabat-sahabar saya yang punya hobi sama kayak saya, yaitu menggambar, desain, dan yang berbau seni. Kalo ga ada mereka, mungkin saya ga akan mulai menggambar lagi  setelah vakum belajar gambar dari kelas 6sd. Gimana menurut kalian? ini gambar kayak manusia bukan? maklum ini gambar pertama dan kedua belajar realis. Mau liat sama foto aslinya? nih dibawah Ini adalah gambar pertama saya belajar gambar realis. Modelnya sahabat saya namanya Chintia Mega Kusuma. Kalo saya manggilnya Ci .. soalnya kalo manggil Chin nanti dikira banci :3 ehehe... Nah yang diatas ini adalah gambar kedua yang saya buat. Bisa liat kan perbedaannya. Dia juga sahabat saya yang gemar fotografi, namanya Fina Listiana. Kalo ga ada dia mungkin saya ga akan bisa belajar gambar kayak sekarang. Kedua gambar tadi adalah awal dari mimpi saya. Anda bisa kuliah di ju...

Anak Kecil

Seseorang pernah berkata, " ketika anak kecil melakukan kesalahan, itu bukan sifat aslinya ". Anak-anak belajar dari lingkungan sekitar, hal-hal yang ia lihat dan apa yang diajarkan kepadanya. Jadi ketika kita melihat seorang anak berperilaku buruk, yakinlah bahwa perilaku ataupun sifat itu mungkin bukan sifat aslinya. Ia masih dapat diajarkan dan dituntun ke jalan yang benar. Terimakasih Umi dan Abah telah mengajarkan hal ini pada kami dan percaya pada anak kecil yang nakal itu .

Who Are You?

Let's see, can you answer my question? WHO ARE YOU? Yes, who are you, me and the other people in the word?  Ada satu kenyataan mutlak yang sering kali kita lewatkan di dunia ini, yaitu untuk tahu siapa diri kita sebenarnya . Kita lupa akan hal itu karena kita selalu melihat keluar jendela. Diluar sana terlihat lebih terang dan menyenangkan. Tapi lebih dari itu, hal menyenangkan terkadang butuh untuk diciptakan, disadari dan juga dijaga.  Kita berharga, lebih dari yang kita tahu. Kita pemenang sejati yang berhasil mengalahkan jutaan sel sperma lainnya. Kita yang berhasil terlahir kedunia ialah pemenang. Jangan pernah takut berbeda, jangan pernah takut menjadi diri sendiri, seberapa freaknya orang memandang kita.