Skip to main content

Malam Minggu Terakhir di tahun 2018

Judulnya biasa aja, dan yang mau gua bahas jauh lebih biasa lagi. Jadi mending pergi deh sebelum nyesel lagi:v

2018 adalah tahun yang udah gua tunggu-tunggu. Dalam gambaran indah gua, gua dapat pekerjaan dengan gaji besar dan banyak duit, sebulan sekali ketemu doi--yang emang ldr-an-- dan lanjutin kuliah di tempat bonafit. Naif banget.

Tapi akhir 2017 sesuatu terjadi, eakkk... Hal awal bahkan tidak berjalan sesuai rencana. Jangankan banyak duit, gua bahkan masih nodong ke ortu. Bahkan gua dengan terpaksa harus ngelepas doi supaya fikiran gua lebih fokus untuk ngejar mimpi yang gua mau. Kita masih kontekan minimal 1 bulan sekali dan itu bikin gua merasa jadi orang jahat. Dia tulus? Gatau ya, hati manusia kan berubah-ubah tiap detiknya. Tapi saat itu gua percaya dia tulus. Cuma logika gua menyangkalnya. Dan terbukti sudah, ga ada orang yang murni tulus, lagian gua juga ga mau nyalahin dia. Dia bego kalo tetep sama gua. But I am mess up.

Doi adalah salah satu orang yang bantu gua melewati semua hal berat ketika berusaha keluar dari zona nyaman. Orang pertama yang gua hubungin setelah keluarga atau ketika gua ga bisa ngehubungin keluarga gua. Satu-satunya orang yang jadi tong sampah gua ketika down dan nangis gak karuan. Jadi, bohong kalau gua ga merasa kehilangan. Kita masih tetap berteman, kontekan kalo saling butuh. Tapi dengan statusnya yang sekarang, gua gamungkin kayak dulu, nangis-nangis ke dia. Gua kacau. Dan hal itu bikin fokus gua ilang, gua lupa tujuan awal.

Semua itu berimbas pada hal-hal lain yang harusnya gua lakuin. Bayangan gua diawal, hancur berantakan. Gua berusaha menaiki setiap puing-puingnya untuk bertahan. Beberapakali hampir menyerah dan mau pulang aja kerumah ortu tapi ya ga lucu juga sih. Kalau kalian yang kenal gua berfikir gua udah enak, SALAH BESAR. Tahun 2018 gua merangkak, bangun, jatuh, ngesot dan berusaha berdiri walau kaki gua rasanya sakit banget. Banyak hal hebat cuma lewat di depan gua, yang mana sering kalian komen, "keren! Kamu udah bla bla bla" tai, seketika gua ngehina diri sendiri. Sumpah, gua kacau gini kalian bilang keren?:v

Gua gak benar-benar belajar. Gua cuma berusaha bertahan. Gua belum sukses, gua berusaha gak nyusahin oranglain terutama keluarga gua yang juga lagi kesusahan.

Kehidupan gua kayak zombi, abu-abu, gelap, dan gua takut kalau gua tiba-tiba meninggal dan gak diketahui orang-orang gimana:v weekday kerja, weekend hibernasi, gitu aja terus. Kalau ada acara baru ngerasa hidup, tapi itu pun hampa.

Tapi benar kata kebanyakan orang yang percaya tuhan, Allah gak pernah tidur. Beliau gak akan masa bodoh sama hambanya, walaupun hambanya sejenis gua yang suka kurang ajar dan gak tahu diri. Perlahan tapi pasti, Beliau datengin orang-orang terbaiknya di sekitar gua. Pelan-pelan membuat gua sadar dan belajar banyak hal. Termasuk untuk bangkit dan memperkuat kaki gua buat terus berjalan.

Kerja di Startup, hadiah pertama yang Allah kasih setelah gua berkepala dua. Malah sebelum itu, tapi gua gak tahu diri aja. Dikasih hati minta ampela. Lalu lingkungan yang welcome, orang-orang yang baik dan perlahan menarik gua untuk bergabung dengan mereka. Lalu muncul orang-orang baru yang perlahan menjawab beberapa pertanyaan di kepala gua. Segala kekhawatiran gua juga. Dan selalu bilang, "gapapa, kamu cuma manusia biasa, wajar kok." Gua selalu mau nangis dan gatau gimana mengekspresikan kebahagian gua atas semua nikmat dari Allah ini.

Orang pertama yang memberi gua kesempatan bergabung di lingkungan super itu. Lalu orang-orang di dalam lingkungan itu yang selalu berusaha mengajak gua padahal gua kurang ajar. Dan satu orang baru yang bikin gua beneran pengen nangis haru, menyuruh gua buat mulai berani dan percaya bahwa gua bisa. Yang terakhir ini, yang lagi sakit kena gejala tipes--semoga cepat sembuh dan kita kumpul lagi-- seakan menjadi cermin gua. Pokoknya kalian semua yang selama ini ada di sekeliling gua selama 2018, Terimakasih yang sebesar-besarnya. Gua gatau gimana mau mengekspresikan kebahagiaan dan rasa syukur ini. Gua cuma bisa berdoa semoga kita semua sukses dan selalu dalam lindungan Allah. Semoga kita tetap bisa bersilaturahmi dan bertemu. Saling membantu dan menebar kebaikan. Alhamdulillah, aamiin.

Jadi, begitulah gambaran 2018 gua. Mungkin ga semua gua luapin, gua bingung. Nanti kalau ada yang pengen gua bagi, gua nulis judul baru lagi hehe. Semoga kalian gak terlalu menyesal udah baca sampe sini. Makasih yang mau baca dan semoga bisa bermanfaat. Gua juga gak yakin sih, tapi terkadang hal kecil dapat merubah suatu hal besar. Jadi ya, siapa yang tau. Ya ga?:v

Comments

Popular posts from this blog

Belajar Gambar #2 (Realis)

Kali ini saya lagi belajar gambar realis.. Gaya aja ya saya tuh, baru bisa ngarsir udah mau coba-coba realis.. ehehe Mereka berdua ini sahabat-sahabar saya yang punya hobi sama kayak saya, yaitu menggambar, desain, dan yang berbau seni. Kalo ga ada mereka, mungkin saya ga akan mulai menggambar lagi  setelah vakum belajar gambar dari kelas 6sd. Gimana menurut kalian? ini gambar kayak manusia bukan? maklum ini gambar pertama dan kedua belajar realis. Mau liat sama foto aslinya? nih dibawah Ini adalah gambar pertama saya belajar gambar realis. Modelnya sahabat saya namanya Chintia Mega Kusuma. Kalo saya manggilnya Ci .. soalnya kalo manggil Chin nanti dikira banci :3 ehehe... Nah yang diatas ini adalah gambar kedua yang saya buat. Bisa liat kan perbedaannya. Dia juga sahabat saya yang gemar fotografi, namanya Fina Listiana. Kalo ga ada dia mungkin saya ga akan bisa belajar gambar kayak sekarang. Kedua gambar tadi adalah awal dari mimpi saya. Anda bisa kuliah di ju...

Anak Kecil

Seseorang pernah berkata, " ketika anak kecil melakukan kesalahan, itu bukan sifat aslinya ". Anak-anak belajar dari lingkungan sekitar, hal-hal yang ia lihat dan apa yang diajarkan kepadanya. Jadi ketika kita melihat seorang anak berperilaku buruk, yakinlah bahwa perilaku ataupun sifat itu mungkin bukan sifat aslinya. Ia masih dapat diajarkan dan dituntun ke jalan yang benar. Terimakasih Umi dan Abah telah mengajarkan hal ini pada kami dan percaya pada anak kecil yang nakal itu .

Who Are You?

Let's see, can you answer my question? WHO ARE YOU? Yes, who are you, me and the other people in the word?  Ada satu kenyataan mutlak yang sering kali kita lewatkan di dunia ini, yaitu untuk tahu siapa diri kita sebenarnya . Kita lupa akan hal itu karena kita selalu melihat keluar jendela. Diluar sana terlihat lebih terang dan menyenangkan. Tapi lebih dari itu, hal menyenangkan terkadang butuh untuk diciptakan, disadari dan juga dijaga.  Kita berharga, lebih dari yang kita tahu. Kita pemenang sejati yang berhasil mengalahkan jutaan sel sperma lainnya. Kita yang berhasil terlahir kedunia ialah pemenang. Jangan pernah takut berbeda, jangan pernah takut menjadi diri sendiri, seberapa freaknya orang memandang kita.