Kita pernah sedekat ini sebelumnya, saat kita
disatukan dalam sebuah kebetulan yang mengharuskan kita bersama. Tak pernah ada
di fikiranku rasa untuk mencintaimu, aku tak mau. Tapi kebetulan yang tadi
memaksaku terus tersenyum dengan bayangmu.
Kejadian memalukan yang seharusnya
tak kau tahu dan tak kau dengar, membuat pembatas jarak antar kita. Kegelisahan
mulai menghantuiku. Bagaimana sikapku saat kita harus bersama dalam semesta
walaupun sementara. Apa aku sanggup berdampingan denganmu, dengan kamu yang
terpaksa. Apa akan ada lagi kebetulan yang memaksa kita tersenyum berdua.
Sebelum aku sadar semua ini menyenangkan, kata sudah lebih dulu
memberitahukanmu untuk menjauh dariku.
Seharusnya aku senang, tapi aku tak bisa
tenang. Apa yang harus aku lakukan. Diam disini dan menunggu kebetulan
selanjutnya, atau mulai mendekat dan bertingkah seperti kebetulan sebelumnya, yang mengharuskan kita
bersama.
Comments
Post a Comment