Bacharuddin Jusuf Habibie - Reza Rahardian
Sampai pas ada filmnya yang pertama saya pernah menghina Indonesia begini. "Dulu pas lagi nanjak di hina, dilemparin batu. Giliran udah berjaya di luar, di sanjung-sanjung dan mengakui dia warga Indonesia.(terus saya ngeluarin kata yang gaenak untuk Indonesia)", terus Papah bilang gini, "yang salah bukan Indonesianya, tapi pandangan masyarakatnya yang belum mengerti."
Bukan salah negara jika seseorang dikucilkan. Bukan salah tanah jika seseorang ditendang. Bukan salah siapa-siapa. Memang mungkin jalannya harus seperti itu kata Allah. Allah adalah pembuat skenario terbaik. Dan kalau dulu Habibie gak merasakan hal-hal gaenak itu dari masyarakat Indonesia. Film tentang Habibie gak akan sekeren sekarang.
Positif Thinking itu cara terbaik menghadapi hidup.
Dan di film yang kedua ini saya nangis lagi dan lagi. Ngebayangin bagaimana rasanya menjadi beliau dulu. Dan saya sadar satu hal. Jika mau menaklukkan gunung kita harus siap menanjak, jatuh dan tertimpa batu dari penanjak yang ada diatas. Dan itu seni kehidupan.
Yang bikin saya geleng-geleng kepala adalah saat Ilona berkata "Faktanya kamu cinta Indonesia. Masalahnya kamu cinta Indonesia. Solusinya ...." Habibie langsung motong, "Saya cinta Indonesia."
Sudah dihina dijatuhin masih cinta. Kita saja kalau sudah dihina dan dijatuhin jadi malas berurusan lagi. Mau itu dengan orang dengan barang ataupun negara. Jarang-jarang orang kayak beliau. Tapi orang cerdas selalu punya alur kehidupan tersendiri bukan?
Ini coretan lebih aneh lagi ya. Tapi makasih banyak buat kalian yang sudah baca dari atas. Semoga bermanfaat.
pe.
Comments
Post a Comment